Selasa, 05 Oktober 2010

CREDIT UNION


Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri.
Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu: 1) azas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya); 2) azas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota) dan 3) azas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).
Sejarah
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.
Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.
Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.


Mengambil Manfaat dari Kredit Union Oleh Nurul Hayat
Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Kredit Union atau lembaga keuangan yang di dalamnya berkumpul orang yang saling percaya dan berwatak sosial, dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama.
Kredit Union (CU), diambil dari bahasa Latin "credere" yang artinya percaya dan "union" atau "unus" berarti kumpulan. Sehingga "Kredit Union" memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.
Kredit Union, menurut Pendiri Kredit Union Pancur Kasih, Drs Anselmus Robertus Mecer, 53, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan dari barat.
Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan membawa konsep tersebut. Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat pada 1975.
Melalui gereja Katolik, diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga lahir 40 kelompok. Namun pasang dan surut selalu ada. Satu demi satu, CU berguguran lantas hilang. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan sosialisasi ulang dan pelatihan. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), salah satunya, Pancur Kasih, mengikuti pelatihan tersebut.
"Saya mewakili Pancur Kasih ikut dalam pelatihan itu," kata AR Mecer saat ditemui beberapa waktu lalu.
Setelah mengikuti pelatihan selama tiga hari, AR Mecer mengaku tertarik, sehingga pada tahun yang sama mulai membangun lembaga keuangan itu bersama sejumlah rekannya.
Maka dibentuklah CU Khatulistiwa Bhakti, sebagai CU pertama di Kalimantan Barat yang berdiri pada 12 Mei 1985. Hingga Maret 2007
CU masih punya anggota sebanyak 10.707 orang.
Keberadaan CU, katanya, memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Mungkin sebagian orang masih bertanya-tanya, CU tentu saja sama artinya dengan koperasi simpan pinjam atau lembaga keuangan lain. Namun, bagi mereka yang bergelut dalam bidang ini, tentulah menampik dugaan tersebut.
Kredit Union, tentu saja beda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya, demikian pendapat Mariamah Achmad seorang aktivis penggagas pembentukan CU Muare Pesisir yang anggotanya kebanyakan para perempuan pencari nafkah keluarga.
Menurut ia, manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan -- langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman -- menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Jika telah tercipta modal atau tabungan, baru memanfaatkan atau meminjam. "Inilah yang tidak ditemukan di lembaga keuangan lainnya," katanya, berpromosi.
Selain itu, CU juga dapat mengubah kebiasaan seseorang dari tidak biasa menabung menjadi biasa menabung. Anggota CU selalu mempunyai uang dalam bentuk tabungan yang terus meningkat, dan selalu bisa memanfaatkan tabungan untuk meningkatkan jumlah untuk menciptakan aset.
Ia mengatakan, pada awalnya, sebagian besar anggota CU tidak biasa menabung secara rutin. Tetapi setelah menjadi anggota dan banyak belajar, mereka pun akhirnya menyadari manfaat menabung rutin itu. Apalagi dengan menabung, anggota mendapatkan balas jasa simpanan (BJS).
Jika menjadi anggota CU, seorang anggota mesti menabung untuk meningkatkan modal. "Menabung sistem CU berbeda dengan menabung secara `tradisional` di lembaga lain, misalnya bank, setelah menabung, uang itu ditarik untuk dipergunakan. Tetapi di CU, lebih modern karena ada dana yang tersimpan," katanya.
Kepercayaan Anggota
Seiring dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat akan keberadaan CU, jumlah lembaga keuangan itu terus bertambah dari tahun ke tahun.
Menurut data Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan (BK3D), saat ini sudah ada 48 kredit union yang menjadi anggota organisasi tersebut.
BK3D yang diibaratkan sebagai "Bank Indonesia" kredit union tersebut, saat ini sudah memiliki anggota tersebar pada tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Barat, ditambah dari Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Papua, dan DKI Jakarta.
Kemunculan CU di beberapa tempat tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih CU perintisan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Keberadaan CU perintisan seperti, Khatulistiwa Bhakti, agaknya menjadi pondasi yang kokoh memunculkan CU-CU lain yang juga mengalami perkembangan sangat pesat.
Setelah kemunculan Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 -- memiliki anggota hingga Maret 2007 berjumlah 10.707 orang -- disusul dengan terbentuknya CU Lantang Tipo yang berdiri tahun 1976 dengan 55.387 anggota, CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987 beranggota 60.786 orang, CU Keling Kumang tahun 1993 beranggota 25.424 orang, CU Stella Maris pada 1995 sebanyak 1800 anggota, dan CU Canaga Antutn pada 1996 beranggotakan 6.744 orang.
"Hingga kini jumlah CU yang tercatat sebagai anggota BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) Kalimantan telah mencapai 48 CU beranggotanya seribu hingga belasan ribu orang," kata AR Mecer, yang menjadi Ketua BK3D Kalimantan sejak 2002.
Hingga Maret lalu, jumlah anggota dari 48 CU yang ada mencapai 334.119 orang, terdiri dari 219.076 anggota laki-laki dan 115.043 anggota perempuan dengan total aset Rp1.628.267.075.968.
Pancur Kasih saat ini merupakan yang terbesar dengan jumlah anggota mencapai 60.786 orang yang terdaftar pada 26 tempat pelayanan (TP) di tujuh kabupaten/kota.
Ketua Dewan Pengurus CU Pancur Kasih, Norberta Yati Lantok, mengatakan, jumlah anggota 60.786 tersebut, termasuk yang tidak aktif sekitar 7,2 persen dengan kriteria belum keluar dari anggota atau tidak menabung.
Jumlah anggota yang terus bertambah tiap tahunnya, tidak terlepas dari upaya pengurus dalam menerapkan prinsip manajemen terbuka, di mana setiap perkembangan selalu ditampilkan per bulan.
Data Pancur Kasih mengungkap sejak Januari-Mei 2007, rata-rata anggota baru pada setiap bulan mencapai 900 orang, terdiri dari berbagai golongan masyarakat. Mereka terdiri dari petani, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, hingga dokter.
Menurut Yati, sapaan Ketua Dewan Pengurus Pancur Kasih itu, pada awalnya kelahiran Pancur Kasih adalah untuk melayani masyarakat yang tidak bisa menggunakan jasa lembaga keuangan lain, perbankan sebagai tempat mendapatkan modal pinjaman. Tercatat 99 persen anggota CU adalah lapisan menengah ke bawah.
Namun karena unsur kepercayaan dan kebersamaan yang diutamakan, setiap anggota dapat mengetahui setiap perkembangan yang terjadi di CU, kini anggotanya datang dari banyak lapisan masyarakat.
Melalui papan pengumuman yang terpampang pada setiap tempat pelayanan, anggota mendapatkan informasi bulan per bulan dari kemajuan CU. Setahun sekali rapat anggota tahun (RAT) digelar secara terbuka. Para anggota dapat mengetahui apa saja yang terjadi dan berkembang di CU tersebut.
Karena itu, jika pada Maret lalu nilai aset Pancur Kasih mencapai Rp384.806.345.052, maka pada Juni ini asetnya telah mencapai Rp396.949.030.000. "Kepercayaan menjadi modal untuk berkembangnya sebuah lembaga keuangan yang berorientasi kepada masyarakat," katanya.
Seorang anggota CU, Viktoria, 23, mengaku tertarik bergabung dengan lembaga tersebut karena mengetahui manfaat yang akan diperolehnya.
Alasannya menjadi anggota CU, karena mendengar banyak keuntungan yang akan diperoleh dengan menabung di lembaga keuangan itu. "Saya khawatir gaji sebulan akan habis begitu saja jika tidak ditabung. Melalui CU, saya mempunyai kewajiban menabung setiap bulan," kata alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura Pontianak itu.
Ia mengatakan, ada banyak keuntungan yang akan diperoleh, misalnya saja, jika menabung pada tahun ini sebesar Rp1.000.000, maka dapat dipastikan tabungan sudah berlipat 1,5 kali dari jumlah tersebut pada 2 tahun kemudian.
Anggota tidak begitu saja dapat meminjam uang di CU, karena berkewajiban menabung dahulu dan setelah mempunyai tabungan, baru mendapat pinjaman 250 persen dari tabungan yang ada.
"Kita menjadi terbiasa menabung, akan memperoleh manfaat dari berbagai bentuk balas jasa yang diberikan CU," kata Victoria yang telah menjadi anggota sejak pertengahan tahun 2006.
Ia mengaku kurang tertarik dengan "model" menabung yang diterapkan di lembaga keuangan lainnya, karena tidak memberikan janji lebih seperti yang kini berlaku di setiap kredit union. Menabung di lembaga keuangan lain, baginya, masih menerapkan pola lama dengan keuntungan kecil untuk setiap nasabah

referensi : www.google.com
www.wikipedia.com 

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_kredit

Senin, 04 Oktober 2010

CREDIT UNION

Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri.
Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu: 1) azas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya); 2) azas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota) dan 3) azas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).
Sejarah
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.
Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.
Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.


Mengambil Manfaat dari Kredit Union Oleh Nurul Hayat
Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Kredit Union atau lembaga keuangan yang di dalamnya berkumpul orang yang saling percaya dan berwatak sosial, dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama.
Kredit Union (CU), diambil dari bahasa Latin "credere" yang artinya percaya dan "union" atau "unus" berarti kumpulan. Sehingga "Kredit Union" memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.
Kredit Union, menurut Pendiri Kredit Union Pancur Kasih, Drs Anselmus Robertus Mecer, 53, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan dari barat.
Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan membawa konsep tersebut. Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat pada 1975.
Melalui gereja Katolik, diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga lahir 40 kelompok. Namun pasang dan surut selalu ada. Satu demi satu, CU berguguran lantas hilang. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan sosialisasi ulang dan pelatihan. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), salah satunya, Pancur Kasih, mengikuti pelatihan tersebut.
"Saya mewakili Pancur Kasih ikut dalam pelatihan itu," kata AR Mecer saat ditemui beberapa waktu lalu.
Setelah mengikuti pelatihan selama tiga hari, AR Mecer mengaku tertarik, sehingga pada tahun yang sama mulai membangun lembaga keuangan itu bersama sejumlah rekannya.
Maka dibentuklah CU Khatulistiwa Bhakti, sebagai CU pertama di Kalimantan Barat yang berdiri pada 12 Mei 1985. Hingga Maret 2007
CU masih punya anggota sebanyak 10.707 orang.
Keberadaan CU, katanya, memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Mungkin sebagian orang masih bertanya-tanya, CU tentu saja sama artinya dengan koperasi simpan pinjam atau lembaga keuangan lain. Namun, bagi mereka yang bergelut dalam bidang ini, tentulah menampik dugaan tersebut.
Kredit Union, tentu saja beda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya, demikian pendapat Mariamah Achmad seorang aktivis penggagas pembentukan CU Muare Pesisir yang anggotanya kebanyakan para perempuan pencari nafkah keluarga.
Menurut ia, manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan -- langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman -- menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Jika telah tercipta modal atau tabungan, baru memanfaatkan atau meminjam. "Inilah yang tidak ditemukan di lembaga keuangan lainnya," katanya, berpromosi.
Selain itu, CU juga dapat mengubah kebiasaan seseorang dari tidak biasa menabung menjadi biasa menabung. Anggota CU selalu mempunyai uang dalam bentuk tabungan yang terus meningkat, dan selalu bisa memanfaatkan tabungan untuk meningkatkan jumlah untuk menciptakan aset.
Ia mengatakan, pada awalnya, sebagian besar anggota CU tidak biasa menabung secara rutin. Tetapi setelah menjadi anggota dan banyak belajar, mereka pun akhirnya menyadari manfaat menabung rutin itu. Apalagi dengan menabung, anggota mendapatkan balas jasa simpanan (BJS).
Jika menjadi anggota CU, seorang anggota mesti menabung untuk meningkatkan modal. "Menabung sistem CU berbeda dengan menabung secara `tradisional` di lembaga lain, misalnya bank, setelah menabung, uang itu ditarik untuk dipergunakan. Tetapi di CU, lebih modern karena ada dana yang tersimpan," katanya.
Kepercayaan Anggota
Seiring dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat akan keberadaan CU, jumlah lembaga keuangan itu terus bertambah dari tahun ke tahun.
Menurut data Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan (BK3D), saat ini sudah ada 48 kredit union yang menjadi anggota organisasi tersebut.
BK3D yang diibaratkan sebagai "Bank Indonesia" kredit union tersebut, saat ini sudah memiliki anggota tersebar pada tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Barat, ditambah dari Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Papua, dan DKI Jakarta.
Kemunculan CU di beberapa tempat tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih CU perintisan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Keberadaan CU perintisan seperti, Khatulistiwa Bhakti, agaknya menjadi pondasi yang kokoh memunculkan CU-CU lain yang juga mengalami perkembangan sangat pesat.
Setelah kemunculan Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 -- memiliki anggota hingga Maret 2007 berjumlah 10.707 orang -- disusul dengan terbentuknya CU Lantang Tipo yang berdiri tahun 1976 dengan 55.387 anggota, CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987 beranggota 60.786 orang, CU Keling Kumang tahun 1993 beranggota 25.424 orang, CU Stella Maris pada 1995 sebanyak 1800 anggota, dan CU Canaga Antutn pada 1996 beranggotakan 6.744 orang.
"Hingga kini jumlah CU yang tercatat sebagai anggota BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) Kalimantan telah mencapai 48 CU beranggotanya seribu hingga belasan ribu orang," kata AR Mecer, yang menjadi Ketua BK3D Kalimantan sejak 2002.
Hingga Maret lalu, jumlah anggota dari 48 CU yang ada mencapai 334.119 orang, terdiri dari 219.076 anggota laki-laki dan 115.043 anggota perempuan dengan total aset Rp1.628.267.075.968.
Pancur Kasih saat ini merupakan yang terbesar dengan jumlah anggota mencapai 60.786 orang yang terdaftar pada 26 tempat pelayanan (TP) di tujuh kabupaten/kota.
Ketua Dewan Pengurus CU Pancur Kasih, Norberta Yati Lantok, mengatakan, jumlah anggota 60.786 tersebut, termasuk yang tidak aktif sekitar 7,2 persen dengan kriteria belum keluar dari anggota atau tidak menabung.
Jumlah anggota yang terus bertambah tiap tahunnya, tidak terlepas dari upaya pengurus dalam menerapkan prinsip manajemen terbuka, di mana setiap perkembangan selalu ditampilkan per bulan.
Data Pancur Kasih mengungkap sejak Januari-Mei 2007, rata-rata anggota baru pada setiap bulan mencapai 900 orang, terdiri dari berbagai golongan masyarakat. Mereka terdiri dari petani, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, hingga dokter.
Menurut Yati, sapaan Ketua Dewan Pengurus Pancur Kasih itu, pada awalnya kelahiran Pancur Kasih adalah untuk melayani masyarakat yang tidak bisa menggunakan jasa lembaga keuangan lain, perbankan sebagai tempat mendapatkan modal pinjaman. Tercatat 99 persen anggota CU adalah lapisan menengah ke bawah.
Namun karena unsur kepercayaan dan kebersamaan yang diutamakan, setiap anggota dapat mengetahui setiap perkembangan yang terjadi di CU, kini anggotanya datang dari banyak lapisan masyarakat.
Melalui papan pengumuman yang terpampang pada setiap tempat pelayanan, anggota mendapatkan informasi bulan per bulan dari kemajuan CU. Setahun sekali rapat anggota tahun (RAT) digelar secara terbuka. Para anggota dapat mengetahui apa saja yang terjadi dan berkembang di CU tersebut.
Karena itu, jika pada Maret lalu nilai aset Pancur Kasih mencapai Rp384.806.345.052, maka pada Juni ini asetnya telah mencapai Rp396.949.030.000. "Kepercayaan menjadi modal untuk berkembangnya sebuah lembaga keuangan yang berorientasi kepada masyarakat," katanya.
Seorang anggota CU, Viktoria, 23, mengaku tertarik bergabung dengan lembaga tersebut karena mengetahui manfaat yang akan diperolehnya.
Alasannya menjadi anggota CU, karena mendengar banyak keuntungan yang akan diperoleh dengan menabung di lembaga keuangan itu. "Saya khawatir gaji sebulan akan habis begitu saja jika tidak ditabung. Melalui CU, saya mempunyai kewajiban menabung setiap bulan," kata alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura Pontianak itu.
Ia mengatakan, ada banyak keuntungan yang akan diperoleh, misalnya saja, jika menabung pada tahun ini sebesar Rp1.000.000, maka dapat dipastikan tabungan sudah berlipat 1,5 kali dari jumlah tersebut pada 2 tahun kemudian.
Anggota tidak begitu saja dapat meminjam uang di CU, karena berkewajiban menabung dahulu dan setelah mempunyai tabungan, baru mendapat pinjaman 250 persen dari tabungan yang ada.
"Kita menjadi terbiasa menabung, akan memperoleh manfaat dari berbagai bentuk balas jasa yang diberikan CU," kata Victoria yang telah menjadi anggota sejak pertengahan tahun 2006.
Ia mengaku kurang tertarik dengan "model" menabung yang diterapkan di lembaga keuangan lainnya, karena tidak memberikan janji lebih seperti yang kini berlaku di setiap kredit union. Menabung di lembaga keuangan lain, baginya, masih menerapkan pola lama dengan keuntungan kecil untuk setiap nasabah.(*)

MICROCREDIT

Apakah Benar Kredit Mikro Sangat Membantu Orang Miskin?

Sejak adanya kredit mikro yang pertama, mulai menangkap perhatian publik 25 tahun yang lalu, alur ceritanya bahwa kredit mikro adalah alat yang luar biasa kekuatannya untuk mengangkat orang-orang miskin terutama para perempuan untuk keluar dari kemiskinan, dengan pendanaan usaha mikro mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan mereka. Gambaran ini telah ditopang oleh ratusan cerita inspirasi usaha mikro yang menggunakan pinjaman kecil untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, dan pengalaman yang untung luar biasa tidak hanya dalam pendapatan dan konsumsi, tetapi juga di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan sosial.

Sebuah Klaim yang meragukan

Sayangnya, pengujian ilmiah untuk dampak dari kredit mikro sangat menyulitkan. Jika seseorang yang mendapatkan kredit mikro akan melakukan hal yang lebih baik daripada mereka yang tidak, apakah ini berarti pinjaman disebabkan oleh perbaikan? Mungkin tidak. Ada beberapa penjelasan yang masuk akal.
Misalnya, orang-orang yang mengajukan permohonan dan mendapatkan pinjaman mungkin memiliki lebih banyak dorongan dan ambisi, dalam hal ini mereka mungkin akan cenderung untuk melakukan yang lebih baik daripada yang lain. Apakah mereka mendapatkan pinjaman atau tidak.

Puluhan studi telah melihat pengalaman orang-orang yang telah menerima kredit mikro. Tantangannya adalah mengidentifikasi kelompok control untuk perbandingan: sulit dan mahal untuk menemukan sekelompok orang seperti pinjaman penerima dalam segala hal yang terkait kecuali tidak mendapatkan pinjaman. Sampai baru-baru ini, sebagian besar beberapa studi yang ditujukan tantangan ini serius ditemukan bahwa kredit mikro dihasilkan penting ekonomi dan sosial. Tapi selalu ada kontroversi tentang validitas dari analisis studi.
Dalam tiga tahun terakhir, beberapa peneliti telah mulai menggunakan percobaan terkontrol acak (RCT) untuk menguji dampak keuangan mikro. Mereka memilih sebagian besar kelompok subjek penelitian sehingga saat itu dibagi secara acak, kedua sub kelompok dapat dianggap secara statistik identik. Subkelompok pertama mendapat pinjaman, sub kelompok kedua tidak. Jika salah satu subkelompok mempunyai pengalaman yang lebih baik dari hasil yang lain, peneliti cukup yakin bahwa itu adalah karena pinjaman, karena pinjaman tersebut hanya perbedaan antara kelompok.

Sejauh ini beberapa studi RCT yang dipublikasikan tentang keuangan mikro telah mampu melacak hasil jangka pendek saja. Dua yang tampak pada standar kredit mikro klien dalam waktu yang singkat (12-18 bulan) tidak menemukan bukti perbaikan pendapatan rumah tangga atau konsumsi, meskipun mereka menemukan beberapa manfaat lainnya (Banerjee, tulisan Duflo, Glennerster, dan Kinnan 2009 dan Karlan dan Zinman 2009)
Menariknya,studi RCT satunya keuangan mikro sejauh yang ditemukan peningkatan kesejahteraan jangka pendek tampak di tabungan mikro, bukan kredit mikro (Dupas danRobinson 2009). Sebuah RCT ditemukan di Afrika Selatan peningkatan pendapatan dari kecil, bunga tinggi
konsumen pinjaman, tetapi pinjaman tersebut biasanya tidak
dianggap sebagai keuangan mikro (Karlan dan Zinman 2008). (Lihat Lampiran untuk ringkasan singkat keempat RCT) lebih Banyak studi ini,
termasuk terutama lagi yang panjang, akan diperlukan sebelum kesimpulan umum dapat ditarik. Untuk saat ini, tampaknya ringkasan jujur bukti untuk mengatakan bahwa kita hanya tidak tahu apakah kredit mikro atau bentuk lainnya keuangan mikro yang membantu untuk mengangkat jutaan orang keluar kemiskinan.

Tapi, apakah dampak tersebut dalam
tempat yang tepat?

Jika nilai proposinya hanya dalam keuangan mikro adalah klaim bahwa hal itu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan konsumsi dengan dana usaha mikro mereka, maka mungkin akan lebih baik untuk donor, pemerintah, dan investor sosial untuk mendeklarasikan moratorium pada dukungan keuangan mikro sampai ada bukti lebih baik untuk berpikir bahwa klaim tersebut benar. Tapi sebelum mencapai kesimpulan bahwa, kita perlu untuk melangkah mundur dan melihat lebih luas bagaimana masyarakat miskin benar-benar menggunakan jasa keuangan seperti kredit dan tabungan, dan mengapa mereka menghargai mereka. Luar biasa baru buku, Portofolio Orang Miskin: Bagaimana Dunia Miskin Live pada $ 2 Hari (Collins, Morduch, Rutherford, dan Ruthven 2009), menyajikan hasil keuangan tahun buku harian lama
dikumpulkan sekitar dua kali sebulan dari ratusan pedesaan dan perkotaan rumah tangga di India, Bangladesh, dan Selatan Africa.3 buku harian ini mengungkapkan bahwa instrumen keuangan adalah alat survival kritis untuk rumah tangga miskin memang, bahwa alat ini bahkan lebih penting bagi orang miskin dibandingkan dengan orang kaya.

MICROCREDIT

Apakah Benar Kredit Mikro Sangat Membantu Orang Miskin?

Sejak adanya kredit mikro yang pertama, mulai menangkap perhatian publik 25 tahun yang lalu, alur ceritanya bahwa kredit mikro adalah alat yang luar biasa kekuatannya untuk mengangkat orang-orang miskin terutama para perempuan untuk keluar dari kemiskinan, dengan pendanaan usaha mikro mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan mereka. Gambaran ini telah ditopang oleh ratusan cerita inspirasi usaha mikro yang menggunakan pinjaman kecil untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, dan pengalaman yang untung luar biasa tidak hanya dalam pendapatan dan konsumsi, tetapi juga di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan sosial.

Sebuah Klaim yang meragukan

Sayangnya, pengujian ilmiah untuk dampak dari kredit mikro sangat menyulitkan. Jika seseorang yang mendapatkan kredit mikro akan melakukan hal yang lebih baik daripada mereka yang tidak, apakah ini berarti pinjaman disebabkan oleh perbaikan? Mungkin tidak. Ada beberapa penjelasan yang masuk akal.
Misalnya, orang-orang yang mengajukan permohonan dan mendapatkan pinjaman mungkin memiliki lebih banyak dorongan dan ambisi, dalam hal ini mereka mungkin akan cenderung untuk melakukan yang lebih baik daripada yang lain. Apakah mereka mendapatkan pinjaman atau tidak.

Puluhan studi telah melihat pengalaman orang-orang yang telah menerima kredit mikro. Tantangannya adalah mengidentifikasi kelompok control untuk perbandingan: sulit dan mahal untuk menemukan sekelompok orang seperti pinjaman penerima dalam segala hal yang terkait kecuali tidak mendapatkan pinjaman. Sampai baru-baru ini, sebagian besar beberapa studi yang ditujukan tantangan ini serius ditemukan bahwa kredit mikro dihasilkan penting ekonomi dan sosial. Tapi selalu ada kontroversi tentang validitas dari analisis studi.
Dalam tiga tahun terakhir, beberapa peneliti telah mulai menggunakan percobaan terkontrol acak (RCT) untuk menguji dampak keuangan mikro. Mereka memilih sebagian besar kelompok subjek penelitian sehingga saat itu dibagi secara acak, kedua sub kelompok dapat dianggap secara statistik identik. Subkelompok pertama mendapat pinjaman, sub kelompok kedua tidak. Jika salah satu subkelompok mempunyai pengalaman yang lebih baik dari hasil yang lain, peneliti cukup yakin bahwa itu adalah karena pinjaman, karena pinjaman tersebut hanya perbedaan antara kelompok.

Sejauh ini beberapa studi RCT yang dipublikasikan tentang keuangan mikro telah mampu melacak hasil jangka pendek saja. Dua yang tampak pada standar kredit mikro klien dalam waktu yang singkat (12-18 bulan) tidak menemukan bukti perbaikan pendapatan rumah tangga atau konsumsi, meskipun mereka menemukan beberapa manfaat lainnya (Banerjee, tulisan Duflo, Glennerster, dan Kinnan 2009 dan Karlan dan Zinman 2009)
Menariknya,studi RCT satunya keuangan mikro sejauh yang ditemukan peningkatan kesejahteraan jangka pendek tampak di tabungan mikro, bukan kredit mikro (Dupas danRobinson 2009). Sebuah RCT ditemukan di Afrika Selatan peningkatan pendapatan dari kecil, bunga tinggi
konsumen pinjaman, tetapi pinjaman tersebut biasanya tidak
dianggap sebagai keuangan mikro (Karlan dan Zinman 2008). (Lihat Lampiran untuk ringkasan singkat keempat RCT) lebih Banyak studi ini,
termasuk terutama lagi yang panjang, akan diperlukan sebelum kesimpulan umum dapat ditarik. Untuk saat ini, tampaknya ringkasan jujur bukti untuk mengatakan bahwa kita hanya tidak tahu apakah kredit mikro atau bentuk lainnya keuangan mikro yang membantu untuk mengangkat jutaan orang keluar kemiskinan.

Tapi, apakah dampak tersebut dalam
tempat yang tepat?

Jika nilai proposinya hanya dalam keuangan mikro adalah klaim bahwa hal itu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan konsumsi dengan dana usaha mikro mereka, maka mungkin akan lebih baik untuk donor, pemerintah, dan investor sosial untuk mendeklarasikan moratorium pada dukungan keuangan mikro sampai ada bukti lebih baik untuk berpikir bahwa klaim tersebut benar. Tapi sebelum mencapai kesimpulan bahwa, kita perlu untuk melangkah mundur dan melihat lebih luas bagaimana masyarakat miskin benar-benar menggunakan jasa keuangan seperti kredit dan tabungan, dan mengapa mereka menghargai mereka. Luar biasa baru buku, Portofolio Orang Miskin: Bagaimana Dunia Miskin Live pada $ 2 Hari (Collins, Morduch, Rutherford, dan Ruthven 2009), menyajikan hasil keuangan tahun buku harian lama
dikumpulkan sekitar dua kali sebulan dari ratusan pedesaan dan perkotaan rumah tangga di India, Bangladesh, dan Selatan Africa.3 buku harian ini mengungkapkan bahwa instrumen keuangan adalah alat survival kritis untuk rumah tangga miskin memang, bahwa alat ini bahkan lebih penting bagi orang miskin dibandingkan dengan orang kaya.

MICROCREDIT

Apakah Benar Kredit Mikro Sangat Membantu Orang Miskin?

Sejak adanya kredit mikro yang pertama, mulai menangkap perhatian publik 25 tahun yang lalu, alur ceritanya bahwa kredit mikro adalah alat yang luar biasa kekuatannya untuk mengangkat orang-orang miskin terutama para perempuan untuk keluar dari kemiskinan, dengan pendanaan usaha mikro mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan mereka. Gambaran ini telah ditopang oleh ratusan cerita inspirasi usaha mikro yang menggunakan pinjaman kecil untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, dan pengalaman yang untung luar biasa tidak hanya dalam pendapatan dan konsumsi, tetapi juga di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan sosial.

Sebuah Klaim yang meragukan

Sayangnya, pengujian ilmiah untuk dampak dari kredit mikro sangat menyulitkan. Jika seseorang yang mendapatkan kredit mikro akan melakukan hal yang lebih baik daripada mereka yang tidak, apakah ini berarti pinjaman disebabkan oleh perbaikan? Mungkin tidak. Ada beberapa penjelasan yang masuk akal.
Misalnya, orang-orang yang mengajukan permohonan dan mendapatkan pinjaman mungkin memiliki lebih banyak dorongan dan ambisi, dalam hal ini mereka mungkin akan cenderung untuk melakukan yang lebih baik daripada yang lain. Apakah mereka mendapatkan pinjaman atau tidak.

Puluhan studi telah melihat pengalaman orang-orang yang telah menerima kredit mikro. Tantangannya adalah mengidentifikasi kelompok control untuk perbandingan: sulit dan mahal untuk menemukan sekelompok orang seperti pinjaman penerima dalam segala hal yang terkait kecuali tidak mendapatkan pinjaman. Sampai baru-baru ini, sebagian besar beberapa studi yang ditujukan tantangan ini serius ditemukan bahwa kredit mikro dihasilkan penting ekonomi dan sosial. Tapi selalu ada kontroversi tentang validitas dari analisis studi.
Dalam tiga tahun terakhir, beberapa peneliti telah mulai menggunakan percobaan terkontrol acak (RCT) untuk menguji dampak keuangan mikro. Mereka memilih sebagian besar kelompok subjek penelitian sehingga saat itu dibagi secara acak, kedua sub kelompok dapat dianggap secara statistik identik. Subkelompok pertama mendapat pinjaman, sub kelompok kedua tidak. Jika salah satu subkelompok mempunyai pengalaman yang lebih baik dari hasil yang lain, peneliti cukup yakin bahwa itu adalah karena pinjaman, karena pinjaman tersebut hanya perbedaan antara kelompok.

Sejauh ini beberapa studi RCT yang dipublikasikan tentang keuangan mikro telah mampu melacak hasil jangka pendek saja. Dua yang tampak pada standar kredit mikro klien dalam waktu yang singkat (12-18 bulan) tidak menemukan bukti perbaikan pendapatan rumah tangga atau konsumsi, meskipun mereka menemukan beberapa manfaat lainnya (Banerjee, tulisan Duflo, Glennerster, dan Kinnan 2009 dan Karlan dan Zinman 2009)
Menariknya,studi RCT satunya keuangan mikro sejauh yang ditemukan peningkatan kesejahteraan jangka pendek tampak di tabungan mikro, bukan kredit mikro (Dupas danRobinson 2009). Sebuah RCT ditemukan di Afrika Selatan peningkatan pendapatan dari kecil, bunga tinggi
konsumen pinjaman, tetapi pinjaman tersebut biasanya tidak
dianggap sebagai keuangan mikro (Karlan dan Zinman 2008). (Lihat Lampiran untuk ringkasan singkat keempat RCT) lebih Banyak studi ini,
termasuk terutama lagi yang panjang, akan diperlukan sebelum kesimpulan umum dapat ditarik. Untuk saat ini, tampaknya ringkasan jujur bukti untuk mengatakan bahwa kita hanya tidak tahu apakah kredit mikro atau bentuk lainnya keuangan mikro yang membantu untuk mengangkat jutaan orang keluar kemiskinan.

Tapi, apakah dampak tersebut dalam
tempat yang tepat?

Jika nilai proposinya hanya dalam keuangan mikro adalah klaim bahwa hal itu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan konsumsi dengan dana usaha mikro mereka, maka mungkin akan lebih baik untuk donor, pemerintah, dan investor sosial untuk mendeklarasikan moratorium pada dukungan keuangan mikro sampai ada bukti lebih baik untuk berpikir bahwa klaim tersebut benar. Tapi sebelum mencapai kesimpulan bahwa, kita perlu untuk melangkah mundur dan melihat lebih luas bagaimana masyarakat miskin benar-benar menggunakan jasa keuangan seperti kredit dan tabungan, dan mengapa mereka menghargai mereka. Luar biasa baru buku, Portofolio Orang Miskin: Bagaimana Dunia Miskin Live pada $ 2 Hari (Collins, Morduch, Rutherford, dan Ruthven 2009), menyajikan hasil keuangan tahun buku harian lama
dikumpulkan sekitar dua kali sebulan dari ratusan pedesaan dan perkotaan rumah tangga di India, Bangladesh, dan Selatan Africa.3 buku harian ini mengungkapkan bahwa instrumen keuangan adalah alat survival kritis untuk rumah tangga miskin memang, bahwa alat ini bahkan lebih penting bagi orang miskin dibandingkan dengan orang kaya.