ETIKA
BISNIS
NAMA : FILIN ANGGRAINI
KELAS/NPM : 4EA13 / 10209576
MATA
KULIAH : ETIKA BISNIS
DOSEN : RINI DWIASTUTININGSIH
Utilitarianisme berasal dari kata Latin
utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan.
Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the
greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis
pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham
dan muridnya, John Stuart Mill.[2][4]
Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik
adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan.Karena itu, baik buruknya
perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Teori Tujuan Perbuatan
Menurut
kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari atau
mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi
diri sendiri ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar
kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan
dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan daripada
penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian, bagi
sebagian besar orang. Dengan
demikian, perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak
sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.
Beberapa Ajaran Pokok
- Seseorang hendaknya bertindak sedemikian rupa, sehingga memajukan kebahagiaan (kesenangan) terbesar dari sejumlah besar orang.
- Tindakan secara moral dapat dibenarkan jika ia menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada kejahatan, dibandingkan tindakan yang mungkin diambil dalam situasi dan kondisi yang sama.
- Secara umum, harkat atau nilai moral tindakan dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya.
- Ajaran bahwa prinsip kegunaan terbesar hendaknya menjadi kriteria dalam perkara etis. Kriteria itu harus diterapkan pada konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari keputusan-keputusan etis.
Utilitarianisme Peraturan
- Kriteria penilaian moral mendapatkan dasar pada ketaatan terhadap perilaku moral umum.
- Tindakan moral yang dibenarkan adalah tindakan yang didasarkan pada peraturan moral yang menghasilkan akibat-akibat yang lebih baik.
UTILITARIANISME KLASIK
·
Berasal dari tradisi pemikiran moral
Inggris. Diawali dari pemikiran David Hume (1711-1776) yang kemudian dikembangkan oleh
Jeremy Bentham (1748-1832). Dimaksudkan sebagai dasar etis untuk
memperbaharui hukum di Inggris khususnya hukum pidana, Bentham juga
mengadopsi prinsip hedonisme karena menurutnya perbuatan dinilai baik jika
dapat meningkatkan kesenangan dan sebaliknya. Prinsip utilitarianisme (the greatest happines theory) menuai banyak
kritik dan kesalahpahaman, namun diluruskan oleh John Stuart Mill
·
Kelebihan : menggunakan prinsip yang
jelas dan rasional serta mempertimbangkan hasil perbuatan
·
Kritik:
·
Sama seperti hedonisme, hanya saja
tidak memuat egoisme etis
·
Prinsip yang digunakan tidak selamanya
benar dan tidak memberi jaminan bahwa kebahagiaan dibagi secara adil
·
Tidak memberi tempat pada “hak”
·
Utilitarianisme sebagai sistem moral
tidak menerapkan keadilan
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
·
Kriteria
dan Prinsip Etika Utilitarianisme
·
Nilai
Positif Etika Utilitarianisme
·
Utilitarianisme
Sebagai Proses dan Standar Penilaian
·
Analisa Keuntungan dan Kerugian
·
Kelemahan
Etika Utilitarianisme
Etika Utilitarianisme
·
Dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham
(1748 -1832).
·
Adalah
tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik,
ekonomi dan legal secara moral.
Kriteria dan Prinsip Etika
Utilitarianisme
·
Pertama,
MANFAAT
·
Kedua,
MANFAAT TERBESAR
·
Ketiga,
MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG
·
Bertindaklah
sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin
bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
·
Pertama,
Rasionalitas.
·
Kedua,
Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
·
Ketiga,
Universalitas.
Utilitarianisme sebagai proses dan
sebagai Standar Penilaian
·
Pertama,
etika utilitarianisme digunakan sbg proses untuk mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau untuk bertindak.
·
Kedua,
etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
·
Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan
kerugian selalu dikaitkan dg semua orang yg terkait, shg analisis keuntungan
dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pd keuntungan bagi
perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian
dalam kerangka Etika bisnis:
·
Pertama,
keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yg dianalisis tidak dipusatkan pd
keuntungan dan kerugian perusahaan.
·
Kedua,
analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dlm kerangka uang.
·
Ketiga,
analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
Refrensi :